Tak seperti Intel atau AMD yang memproduksi dan menjual prosesor, ARM punya bisnis model yang unik. Mereka hanya menjual lisensi hak kekayaan intelektual atau hak paten desain prosesor kepada perusahaan pemanufaktur semikonduktor, seperti Qualcomm, Nvidia, Texas Instrument, STMicroelectronics, Renesas, Samsung hingga Apple. Bahkan, Intel dan AMD pun membeli lisensi desain ARM.
Ya, arsitektur ARM dijadikan landasan bagi sebagian besar central processing unit (CPU) di kebanyakan perangkat mobile sekarang ini. ARM punya desain arsitektur Cortex seri M, R, A, hingga seri A50. Mereka juga memiliki desain arsitektur untuk graphics processing unit (GPU) bernama Mali.
Menguasai pasar perangkat mobile
Menurut data internal ARM tahun 2010, arsitektur ARM menguasai 95 persen pangsa pasar arsitektur prosesor ponsel pintar, 35 persen televisi digital, dan alat set top boxes, serta 10 persen komputer mobile.
Hampir semua tablet dan ponsel pintar unggulan, baik yang berbasis Android, iOS, BlackBerry, hingga Windows Phone, memakai prosesor arsitektur ARM. Beberapa konsol game portabel, antara lain Game Boy Advance, Nintendo DS, dan PlayStation Portable, memakai prosesor ARM.
ARM juga punya pangsa pasar, meski kurang dominan, di industri alat pacu jantung sampai alat elektronik untuk memanggang roti.
Irit daya jadi senjata
Karakteristik dari teknologi ARM adalah kemampuan konsumsi daya yang rendah, sehingga membuatnya sangat cocok digunakan di perangkat portabel.
Keunggulan ARM telah membuat Intel seperti kebakaran jenggot. Bagaimana tidak, teknologi sedang bergeser ke arah mobile. Pangsa pasar komputer pribadi, termasuk laptop, sedang mengalami penurunan. Sementara pangsa pasar ponsel pintar dan tablet tumbuh sangat cepat.